Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, terhadap masalah Social Spy WhatsApp, di mana puluhan domain Indonesia layaknya .id, .co.id, dan .or.id secara serentak menyebarkan disinformasi perihal aplikasi Social Spy yang diklaim bisa melakukan terhadap aplikasi WhatsApp.
"Penyebaran disinformasi yang dilakukan secara masif dan terkoordinasi terbukti efektif memviralkan informasi bohong dan banyak dipercaya oleh masyarakat," kata Alfons didalam pengakuan yang di terima kita terhadap hari, Sabtu (1/10/2022).
Alfons menambahkan, disinformasi ini tampaknya dilakukan dengan sengaja dan terorganisir terhadap banyak domain Indonesia. Padahal, domain layaknya .id, .co.id, dan .or.id sesungguhnya miliki reputasi sebagai domain yang lebih terpercaya dibandingkan domain .com.
Bicara penyadapan WhatsApp, Alfons menyebut, aplikasi messenger milik Meta ini miliki fitur enkripsi yang patut diapresiasi.
"Memang menjadi permintaan banyak orang dan apalagi lembaga negara yang idamkan menyadap WhatsApp. Sebagai informasi, komunikasi WhatsApp bisa disadap, tetapi isinya terenkripsi dan cuma perangkat yang saling berkomunikasi yang miliki kunci dekripsinya," kata Alfons memberikan penjelasan.
Alfons menyebut, kunci dekripsi WhatsApp terlampau sulit dipecahkan. Bahkan hingga pas ini, tidak ada aplikasi pihak ketiga yang bisa memecahkan enkripsi WhatsApp.
Metode enkripsi yang sama, menurut Alfons, digunakan oleh industri perbankan didalam memelihara internet banking dan fasilitas aplikasi mutlak lainnya. Mulai dari email, messaging, dan sarana sosial didalam memelihara knowledge penggunanya.
Pendiri Vaksincom ini pun berharap, masyarakat bisa bersikap dewasa didalam menyerap informasi dan memeriksa lagi sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi.
Ahli IT Ungkap Hoaks Social Spy WhatsApp Bisa Sadap WhatsApp
Beredar kabar Social Spy WhatsApp sebagai perangkat yang bisa menyadap WhatsApp milik orang lain. Ahli IT menyebut kabar tersebut hoaks dan cuma untuk mencari keuntungan iklan.
Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menyebutkan bahwa Social Spy Whatsapp merupakan disinformasi terorganisir demi iklan. “Social Spy menyebarkan disinformasi bisa menyadap WA milik orang lain,” katanya didalam unggahannya di Youtube, Jum’at (30/9). Social Spy diklaim cuma memasukan no WhatsApp lantas ada bocoran kesibukan milik target.
Alfons tunjukkan hoaks tersebut disebarkan secara terorganisir memanfaatkan domain .id, apalagi domain .co.id dan .or.id. Hoaks termasuk menyebar lewat domain portal desa, portal berita hingga domain tempat tinggal sakit. “Memang menjadi permintaan banyak orang dan apalagi lembaga negara yang idamkan menyadap Whatsapp,” kata Alfons didalam info resmi.
Alfons menyebutkan bahwa komunikasi Whatsapp bisa di sadap, tetapi isinya terenkripsi dan cuma perangkat yang saling berkomunikasi miliki kunci dekripsinya. “Dan kunci dekripsi tersebut terlampau sulit untuk dipecahkan dan hingga pas ini tidak ada aplikasi pihak ketiga yang bisa memecahkan enkripsi Whatsapp,” katanya.
Metode enkripsi yang serupa termasuk digunakan oleh industri perbankan didalam memelihara internet banking dan fasilitas aplikasi mutlak lainnya layaknya email, messaging dan sarana sosial didalam memelihara knowledge penggunanya.
0 Komentar